TEAM :D

Rabu, 05 Januari 2011

Pengalamanku Bersama Tante Rita

Sampai saat ini aku tidak bisa melupakan kenangan indah itu, yah, kenangan bersama Tante Rita. Sebelumnya aku memperkenalkan diriku, Namaku Ery, umurku 22 tahun sekarang yang saat ini masih menyelesaikan kuliah di satu PTS di kota Bandung. Tante Rita , terkadang aku ingin bertemu dengannya lagi, karena dialah yang telah mengenalkanku pertama kali terhadap apa itu kenikmatan sex.

Sore itu aku sedang mencari buku di Gramedia, salah satu buku Kahlil Gibran, setelah beberapa saat membaca buku yang telah kudapati, tiba-tiba terdengar suara menyapaku. Hai Dik Aku spontan menoleh kearah suara. Hai juga. Jawabku dengan sedikit terkejut, karena ternyata orang yang menyapaku belum pernah kukenal sebelumnya. Suka puisi ya ? Ia menyambung sapaannya. Mmm iya, bahkan terkadang sayamembuat beberapa bait untuk sekedar mengisi waktu, kalau tante?, bagaiamna? Aku memanggilnya tante karena kuperkirakan umurnya kira-kira 35 tahun. Waktu masih SMA saya juga suka, tapi hanya sekedar suka saja. Jawabnya kemudian, sambil tersenyum kepadaku. Sekilas aku mengamatinya, dia telihat masih cantik, meskipun tingginya tidak jauh berbeda denganku sekitar 160 cm mungkin. Namun buah dadanya yang menonjol dengan kulit yang mulus itu membuatku berdebar-debar. Tapi berusaha kutepis pikiran kotor itu, dan kembali kuarahkan pandangan pada buku yang ada di tanganku. Kok bingung?, sedang mikirin apa? Aku jadi merasa kikuk dengan pertanyaannya. Tidak, tidak mikirin apa-apa tante Jawabku sekenanya. Oh iya, Namku Rita, Klau kamu siapa? Saya Ery Kami saling berjabat tangan. Tante sedang mencari buku apa? Mmm, kamu sudah menemukan buku yang kamu cari belum? Kalau sudah menemani saya mau tidak?

Aku berjalan mengiringinya, dadaku berdesir saat melihat pantatnya yang terlihat padat juga pinggangnya yang terlihat ramping itu. Terus terang aku belum pernah mengamati lekuk tubuh wanita sedekat ini sebelumnya, maklumlah aku adalah type cowok yang agak pendiam. Dan aku saat itu benar-benar ingin mengematinya lebih lama. Yah, meskipun dengan cara mecuri pandang.

Setelah ini mau tidak aku ajak jalan-jalan? Ajaknya setelah menemukan buku yang dicarinya. Kemana Tante? Ucapku makin tak mengerti. Mau tidak? Desaknya kemudian. Iya, iya saya mau

Kemudian kami menuju tempat parkir, dan beberapa saat kemudian kami telah melaju dijalanan kota Bandung. Kamu masih kuliah? Tante Rita membuka pembicaraan. Masih Tante Sudah punya pacar Pertanyaan yang membuatku tersenyum kecil, dan tante Rita tampak membalas senyumku pula. Jawabnya kok Cuma senyum?, sudah punya belum? Belum tante, ngga ada cewek yang mau dengan saya, pada takut kali! Kami tertawa dengan jawabanku. Obrolan demi obrolan semakin menambah kami akrab, rupanya Tante Rita juga senang bercanda, sehingga membuatku tidak merasa canggung lagi.

Aku melirik ke arah gumpalan buah dadanya, yang waktu itu sedikit terbuka, hinggga belahan yang amat menggiurkan itu semakin membuat detak jantungku bertambah cepat. Tante Rita tampak tenang-tenang saja, bahkan dia makin membuat buah dadanya tampak dengan membuka kancing kesatu dari bajunya. Mulus sekali, aku sungguh tidak menyangka, keberuntungan sedang berpihak kepadaku. Aku bahkan lebih berani untuk terus manatapnya. Saat aku sedang melambung dengan angan-anganku kurasakan tangan Tante Rita meremas jemariku, aku kikuk dan tak ahu apa yang harus aku lakukan saat itu, belum sempat aku berbuat sesuatu untuk menghindarinya, tanganku telah dituntunya menuju gundukan kenyal buah dadanya. Eluslah Ery Kata tante Rita menantangku, dan aku hanya menurutinya. Kuelus dengan lembut dan tangan tante Ritapun masih membimbing untuk itu. Aku ingin kita lanjutkan disana ya! Tanpa menunggu persetujuanku kemudian tante Rita membelokan mobilnya memasuki halaman parkir di sebuah hotel yang cukup besar.

Setelah memasuki sebuah kamar di hotel itu, Tante Rita langsung memelukku, dielusnya tengkukku dan menjambak-jambaknya rambutku. Ery, malam ini temani tante ya !, Tolong puaskan aku! Aku tak sempat membalas perkataan itu, karena sedetik kemudian bibirku telah dilumatnya, aku tidak tahu harus berbuat apa saat itu. Aku seperti telah pasrah, sentuhan-sentuhan pada bibir leher dan ciuman-ciumannya telah membuatku melambung ke alam lain, adalah alam keindahan yang belum pernah kubayangkan sekalipun. Buah dadanya yang cukup besar dan mulus itu terasa menempel dan terasa hangat oleh kulitku.

Selanjutnya aku dihempaskannya di atas ranjang, satu persatu pakaianku dilucutinya, begitupula dengan pakaian yang dikenakan tante Rita, seluruhnya telah berserakan di lantai. Merasakan gesekan-gesekan kulit kami yang sama-sama polos akupun menjadi berani membalas lumatan bibirnya. Tante Rita telah memegang penisku, kemudian dielusnya lembut, dan dengan perlahan dikulumnya penisku yang telah tegang, dengan perlahan dia mulai menjilati penisku, langsung saya berteriak dengan pelan, 'Aakkhh..., aakkhh...', sambil ikut membantu dia memaju-mundurkan penis saya di dalam mulutnya. 'Aak..., akk..., Enak Tante !

Setelah puas melakukannya, kemudian tante Rita berbaring dengan posisi dibawahku, tangan kananku dituntunnya menuju sesuatu yang basah. Sentuhlah yang ini Ery Sampailah jari tengahku menyentuh sesuatu yang lembut dan hangat. Akkkhg, akkk Rintihnya sambil memejamkan matanya. Terus Ery , terusssss., sssshhhhhhhh., akkkh Tubuhnya tampak makin menggelincang, akupun terus melakukan apa yang ia perintahkan. Ery, sekarang masukkan Penismu, aku ingin merasakan batangmu, akhhh

Tante Rita menuntun batang penisku yang telah tegang dari tadi menuju kedalam memeknya, sedikit demi sedikit penisku berusaha menembus sesuatu yang basah itu, setelah seluruhnya masuk, terasa sekali betapa nikmatnya. Tubuhku menggigil, aku merasakan sesuatu yang lembut menjepit batang penisku, aku memaju-mundurkannya secara perlahan-lahan, tante Rita tampak makin menggelicang. Aku kemudian sedikit mempercepat sodokanku. Terus Ery, Terus , akkhhhhhh , akkkkkhh Ia memelukku dengan erat, dan setelah beberapa lama aku merasakan ada sesuatu yang ingin keluar dari batang penisku. Tante, aku mau keluar tante Aku juga, sudah, akhhhh., kueluarkan di dalam saja, aawwww, aakkkkkh. Kemudian. Cret, creetttt, Creet Semburan, spermaku memenuhi liang kewanitaannya. Dan kami saling berpelukan membiarkan batang penisku yang masih berada dalam jepitan liang kewanitaan tante Rita. Sambil masih merasakan sisa-sisa kenikmatannya.

Kamu hebat Ery, terima kasih Ucapnya sambil memelukku, bahkan kali ini terasa amat erat sekali. Tidak beberapa lama setelah itu kami memulai permainan kembali, kali ini dia mengajarkanku beberapa posisi permainan sex yang tentunya lebih hot. Aku juga tidak menyangka, satu malam itu kami lewatkan dengan 4 kali permainan. Tante Rita terlihat sangat puas, dia juga memujiku dengan dengan bentuk penisku yang agak sedikit bengkok kekiri, katanya itu membuat sesuatu kenikmatan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Setelah Permainan itu kami tertidur, dengan masih saling berpelukan, aku merasa agak lelah, lelah yang membuahkan satu pengalaman yang tidak pernah bisa aku lupakan sampai kapanpun. Namun saat aku terbangun di pagi harinya, tidak kudapati tante Rita di sisiku, yang terlihat hanyalah tulisan dengan sejumlah uang diatasnya. Ia menyatakan kepuasan dan rasa terima kasihnya kepadaku, dan sejumlah uang itu adalah hadiah untukku.

Sampai saat ini aku tidak pernah bertemu lagi dengan tante Rita, disaat sendiri terkadang aku ingin merakan kenikmatan itu lagi, tapi dengan siapa?, sedangkan untuk berkenalan dengan seorang cewek saja aku masih terlihat gugup untuk menyapa, mungkin bahkan aku lebih ingin lebih bertemu dengan seorang tante lagi, karena kurasa dia akan memberikan pengalaman yang baru lagi untukku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar